my vote

Categories

my o'clock

ngemeng2

Blogroll

Followers

Consectetuer

Popular

Another Templates

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Featured Video

Download

BTricks

BThemes

Comments

About Me

Author: epphie
Senin, 13 Desember 2010
Hai Guys


my name is Siti Evi Noviyathy pelajar dari State Islamic Senior High School duduk di kelas XI-Social-1
quw tuch orangnya Cuek,Jutek,kalo udah Marah menakutkan
itu lah aku

udah ah quw gag bisa crita banyak
wassalam sekian dan terima kasih,,,,,
hahahaha 
Senin, 06 Desember 2010
1. Pondok Pesantren Langitan





Pondok Pesantren Langitan adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Berdirinya lembaga ini jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tepatnya pada tahun 1852, di Dusun Mandungan, Desa Widang, Kecamatan Widang, Tuban, Jawa Timur. Komplek Pondok Pesantren Langitan terletak di samping bengawan Solo dan berada di atas areal tanah seluas kurang lebih 7 hektar.

http://langitan.net/

2. Pondok Pesantren GONTOR





Pondok Gontor didirikan pada 10 April 1926 di Ponorogo, Jawa Timur oleh tiga bersaudara putra Kiai Santoso Anom Besari. Tiga bersaudara ini adalah KH Ahmad Sahal, KH Zainudin Fananie, dan KH Imam Imam Zarkasy dan yang kemudian dikenal dengan istilah Trimurti.Pada awalnya Pondok Gontor hanya memiliki Tarbiyatul Atfhfal (setingkat taman kanak-kanak) lalu meningkat dengan didirikannya Kulliyatul Mu'alimin Al-Islamiah (KMI) yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahun 1963 Pondok Gontor mendirikan Institut Studi Islam Darussalam (ISID).

http://gontor.ac.id/

3. Pondok Pesantren Daar El-Qolam






Pondok Pesantren Daar el-Qolam (معهد دار القلم للتربية الإسلامية) adalah sebuah pondok pesantren berlokasi di Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten yang didirikan pada tanggal 20 Januari 1968. Pesantren ini adalah gagasan Haji Qasad Mansyur yang direalisasikan oleh Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief (1942-1997). Setelah K.H. Ahmad Rifa'i Arief meninggal dunia pada tanggal 15 Juni 1997, pondok ini dilanjutkan oleh K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin, K.H. Adrian Mafatihullah Karim dan Hj. Enah Huwaenah. Hingga Maret 2009, Pondok Pesantren Daar el-Qolam merupakan pondok pesantren terbesar sedaerah Banten, dengan jumlah santri 4298 jiwa.

http://www.daarelqolam.ac.id/mp/welcome.aspx

4. Pondok Pesantren DARUNNAJAH



Pada tahun 1942 K.H. Abdul Manaf Mukhayyar mempunyai sekolah Madrasah Al-Islamiyah di Petunduhan Palmerah. Tahun 1959 tanah dan madrasah tersebut digusur untuk perluasan komplek Perkampungan Olah Raga Sea Games, yang sekarang dikenal dengan komplek Olah Raga Senayan. Untuk melanjutkan cita-citanya, maka diusahakanlah tanah di Ulujami.
Tahun 1960, didirikan Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Islam (YKMI), dengan tujuan agar di atas tanah tersebut didirikan pesantren. Periode inilah yang disebut dengan periode cikal bakal, sebagai modal pertama berdirinya Pondok Pesantren Darunnajah.

http://darunnajah.com/

5. Pondok Pesantren Tebuireng




Pondok Pesantren Tebuireng adalah salah satu pesantren terbesar di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'arie pada tahun 1899. Selain materi pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at, dan bahasa Arab, pelajaran umum juga dimasukkan ke dalam struktur kurikulum pengajarannya. Pesantren Tebuireng telah banyak memberikan konstribusi dan sumbangan kepada masyarakat luas baik, terutama dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia.

http://www.tebuireng.net/

6. Pondok Pesantren Al Ihya Ulumaddin





pada 24 Nopember 1925 didirikan pondok pesantren di Desa Kesugihan, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, yang kemudian dikenal dengan nama pondok pesantren Kesugihan. Kepemimpinan ponpes ini kemudian dilanjutkan oleh KH Ahmad Mustholih dan KH Chasbulloh Badawi, putra pendiri.

7.Ponpes Asy Sapi’iah Nahdatul Wathon

Maulana al-Syaikh Tuan Guru Kyai Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid
[IMG]http://upload.wikimedia.org/wikipedi...Hamzanwadi.jpg[/IMG]

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Tanah Suci Mekah selama 13 tahun kemudian kembali ke Indonesia atas perintah dari guru beliau yang paling di kagumi, yakni Syaikh Hasan Muhammad al-Masysyath, pada tahun 1934. Setiba di Pulau Lombok beliau mendirikan Sekembali dari Tanah Suci Mekah ke Indonesia mula-mula beliau mendirikan pesantren al-Mujahidin pada tahun 1934 M. kemudian pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H/22 Agustus 1937 M. beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Madrasah ini khusus untuk mendidik kaum pria. Kemudian pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 H/21 April 1943 M. beliau mendirikan madrasah Nahdlatul Banat Diniah Islamiyah (NBDI) khusus untuk kaum wanita. Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama di Pulau Lombok yang terus berkembang dan merupakan cikal bakal dari semua madrasah yang bernaung di bawah organisasi Nahdlatul Wathan. Dan secara khusus nama madrasah tersebut diabadikan menjadi nama pondok pesantren 'Dar al-Nahdlatain Nahdlatul Wathan'. Istilah 'Nahdlatain' diambil dari kedua madrasah tersebut. Beliau aktif berdakwah keliling desa di Pulau Lombok dan mengajar.

http://www.nahdlatulwathan.org/

7. Pondok Pesantren Al Mu'min


pondok Pesantren Al Mu'min adalah sebuah pesantren di Ngruki, Solo yang didirikan oleh "enam serangkai": Abdullah Sungkar, Abu Bakar Ba'asyir, Yoyok Rosywadi, Abdullah Baradja, Abdul Qohar H. Daeng Matase, dan Hasan Basri.
Pondok ini berdiri sejak tahun 1974 di lokasinya hingga sekarang, di selatan terminal angkutan dalam kota Surakarta, Terminal Tipes, namun berada di wilayah administrasi Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo. Setahun sebelumnya ia merupakan sebuah kelompok pengajian kekeluargaan (usrah). Unit dakwah awalnya adalah sebuah siaran radio non-komersial.

8. Pondok Pesantren Al Khairaat





Pondok pesantren Putri Al Kenaniyah



Pondok pesantren ini diresmikan pada tanggal 4 Sya’ban 1414 H/ 16 Januari 1944 M, oleh para Alim Ulama, diantaranya adalah mantan presiden RI ke 4 Bapak KH. Abdurrahman Wahid, KH. Syamsuri Badawi dan KH. Zayadi Muhajir serta beberapa tokoh masyarakat disekitar Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur.

10. Pondok Pesantren La Tansa


Pondok Pesantren La Tansa adalah sebuah pondok pesantren modern yang terletak di daerah Parakansantri, Cipanas, Lebak, Banten. Pesantren ini didirikan oleh Drs. K.H. Ahmad Rifa'i Arief (Almarhum) yang bertindak juga sebagai pemimpin pesantren Daar el-Qolam (Pasir Gintung, Jayanti, Tangerang) saat itu. Kini, setelah pendiri wafat, Pesantren La Tansa dipimpin oleh K.H. Adrian Mafatihullah Karim, MA dan K.H. Sholeh, S.Ag, MM. Lembaga ini bernaung di bawah Yayasan La Tansa Mashiro, yang juga didirikan oleh Drs K.H. Ahmad Rifa'i Arief.

Pesantren Modern

Author: epphie
Kamis, 02 Desember 2010
               Beberapa hari yang lalu baru saja kuselesaikan membaca buku karangan A. Fuadi berjudul 5 Menara. Sebuah kisah perjalanan kehidupan anak santri pondok pesantren modern bernama Alif. Disana dipaparkan jatuh dan bangunnya menuntut ilmu secara jujur dan kompetensi yang benar-benar sehat.
Rasanya memang mustahil pendidikan semacam ini ada di Indonesia yang dikabarkan sebagai negara terkorup nomer dua se-Asia. Pernah suatu kali terpikir bahwa siswa saat ini berorientasikan nilai dan gurunya juga tak ada sedikit pun nilai keihlasan dalam mengajar, melainkan pendidikan hanya sebagai ladang komersialisasi.
             Siapa yang tidak berbondong-bondong kuliah di jurusan ilmu pendidikan dengan harapan bisa mengajar di sekolah-sekolah kemudian bisa ikut tes untuk menjadi pegawai negeri? Anehnya saat ini ada pula istilah sertifikasi guru yang menyebabkan kampus-kampus dengan sistem non reguler, yakni biasa disebut kelas ekstensi menjadi laris manis dimasuki untuk sekedar meraih gelar S1 demi pekerjaan.
Tapi berbeda dengan kehidupan di pesantrenku yang ternyata engalami banyak kesamaan dengan buku karangan A. Fuadi tersebut. Dosen-dosen kami adalah praktisi yang kadang tidak mengharap gaji. Sedangkan Ustadznya juga demikian, mereka memberi ilmu kepada kami dengan penuh keikhlasan.
            Kami yang terdiri dari santri putra dan utri diajari menimba ilmu Akuntansi konvensional dan juga Akuntansi Syariah. Selain dibekali dengan IT yan unggul sebagai wujud pesantren yang moidern, kami juga diwajibkan berbahasa Arab dan Ingggris selama 24 jam dimana pun kami berada.
            Kesan kompetisi juga terjalin dengan sangat sehat dengan bantuan camera cc TV, mungkin itu kesan pertamaku tidak berani nyontek di kelas. Tapi ternyata bukan itu, alasan sebenarnya adalah meyakini bahwa Allah Maha Melihat dan tak ada satu pun tingkah laku kita yang tak terekam dibawah kekuasaan Allah. Ada juga pendidikan pembangunan kharacter yang diajarkan Ustadz kami yakni ilmu akan masuk pada jiwa-jiwa yang bersih. dari sinilah terbetik keinginan untuk selalu mempebaiki kelakuan dari har ke hari demi mendapat ilmu sebanyak-banyaknya. Kamilah cangkir-cangkir kosong yang siap diisi dengan ilmu.
           Kami yang menjadi saudara di sini, padahal berasal dari sabang sampai merauke. Ada Hamzah yang berasal dari Gorontalo, dia teman dan sahabat sekelasku baik di organisasi BEM mau pun di kelas. Anak Sulawesi ini terpilih menjadi presiden BEM, dan malahan aku yang diangkat jadi sekretarisnya. Kemudian ada Ukhti Muthi’ah kakak yang berasal dari Lombok. Hafalan 30 juz-nya mampu memberikan kesan kita harus bersaing untuk bisa menjadi penghafal semuanya. Ada banyak yang dari Jombang, Blitar, Ponorogo. Atau yang dari Jawa sepertiku seperti semarang, Boyolali, Jogja, dan lainnya. Jawa sendiri masih ada yang anak Indramayu dan Pandeglang, aksyen bahasa Indonesia yang berbeda-beda ini dilebur dengan Bahasa Arab dan inggris yang fasih serta grammer yang mapan karena peraturan bahasa ditegakkan.
            Betapa kagumnya melihat mahasantri dari Aceh dan papua yang rela datang ke solo ini untuk menimba ilmu. Kadang malu terbersit di hatiku yang selalu terhimpit rindu seorang anak mama yang terpisah dari ibundanya. Orang yang luar biasa adalah ia yang tidak hanya bertinggal saja di daerahnya, tapi bersedia merantau untuk mencari hal-hal yang baru. Kehidupan pesantren ini mengajariku banyak hal, selain bersih-bersih secara sempurna kami juga harus praktik bebelanja serta memasak bersama-sama. Kehidupan 4 tahun yang luar biasa. Kini baru dua tahun aku melaluinya. Pesantren yang memiliki hot spot dan setiap santrinya memegang lap top. Luarr biasa.
            Semoga apa yang menjadi cita-cita orang tua kami untuk memasukkan putra-putrinya e peondok pesantren ini mejadi kenyataan. Terciptanya kader-kader pejuang ekonomi Islam yang mampu menegakkan syariat-Nya di bumi yang semakin kacau ini dengan berbagai praktik korupsi dan ribawi yang semakin menjadi-jadi. Inilah tanggung jawab kami, generasi yang harus memikirkan nasib bangsa selanjutnya dan melanjutkan estafet membangun bangasa Indonesia yang sejahtera.
           Kami akan bergerak dan maju di bidang ekonomi. Dengan pedang-pedang prinsip keioslaman yang damai.Tak ada terorisme di sini. pesantren kami tak mengajarkan bela diri atau menggunakan senjata apai. Kami belajar kitab-kitab dan mengkaji benar ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’a dan Hadist. Semoga kota solo yang terknal dengan sarang terorisme ini tak menyurutkan minat orang tua untuk tetap menyekolahkan anaknya di pondok pesantren seperti kami. Cara belajar yang bersih, yang tak hanya berorientasikan kepada nilai-nilai tapi bagaimana menyerap imu secara benar. Karena yang kami bawa bukan ijazah, melainkan ilmu yang akan menjunjung derajat kaum-kaum yang mau thlabul ilmi. Bismillah, Allah hu akbar.. Ya Rabbi mudahkanlah perjalanan kami dua tahun yang tersisa ini untuk bisa keluar dari pondok sebagai para ustazah yang siap berdakwah..